Padagambar kiri air tidak mengalir, sedang gambar kanan air mengalir dari A ke B dimana antara A dan B ada perbedaan level air. Sedangkan gambar kiri tidak ada Potensiometer adalah jenis resistor variabel yang digunakan untuk mengatur tegangan dan arus. Resistor Variabel. Fungsi Jenis, Dan Kelebihan Potensiometer Pertama kali Potensiometer terbuat dari sebuah bahan slide-kawat yang diciptakan oleh Johann Christian Poggendorff (17961877) pada tahun 1841.Leeds dan Dapatmenyebutkan definisi dan perbedaan dari sensor, transduser dan alat ukur. Mampu menyebutkan persyaratan umum dalam memilih sensor dan transduser. Dapat menerangkan beberapa jenis sensor dan transduser yang ada di industri. potensiometer wire wound dan potensiometer metal film. 1. Potensiometer karbon adalah potensiometer yang terbuat Setelahdi posting sebelumnya kita telah mengenal apa itu potensiometer dan bagaimana simbolnya, dan saya pun telah menyinggung sedikit tentang kegunaan serta macam-macamnya, kini giliran kita sedikit memperdalam ilmu kita tentang potensiometer. Pengkategorian tersebut ialah potensiometer logaritmis (A), potensiometer linier (B) dan Sepertipotensiometer, Rheostat terdiri dari tiga terminal: terminal a, terminal B, dan terminal C. Namun, hanya dua terminal yang digunakan: A dan B atau B dan C. (2 terminal terhubung ke ujung yang berlawanan dari elemen resistif. Terminal ke-3 terletak di antara 2 terminal lainnya.) Terminal B adalah terminal tetap yang dilampirkan pada dial. Rangkaianbias ini akan menjamin pemberian tegangan bias persambungan E-B dan B-C dari transistor dengan benar. Transistor akan bekerja pada daerah aktif bila persambungan E-B di-beri bias maju dan B-C diberi bias mundur (lihat tabel 3.1). Dalam praktek dikenal berbagai bentuk rangkaian bias yang masing-masing mempu-nyai keuntungan dan kerugian. Potensiovolume Master adalah berupa fader atau potensio geser seperti pada channel input dan Sub Group. Fasilitas Talk Back Fasilitas ini dapat kita gunakan untuk berbicara kepada lawan bicara kita yang berada di panggung melalui Aux (jika kita pergunakan sebagai monitor), seluruh orang yang berada di depan speaker utama (Master), atau pun ke Jembatandisebut seimbang bila beda potensial pada titik A dan B sama. Jika kondisi tersebut terpenuhi maka tidak ada arus yang mengalir melalui Rangkaian elektrik LDR, komparator dan potensiometer multiturn. Pada tahap ini, sensor LDR diuji sensitivitasnya pada berbagai kondisi, diantaranya pada kondisi kotak kaca tanpa cahaya, dengan air Iniadalah tipe 1 atau serat kedutan lambat yang diperlukan untuk daya tahan otot. Kegiatan seperti treadmill dan bersepeda membutuhkan serat ini di tubuh Anda. Serabut otot berkedut cepat dibagi lagi menjadi Tipe A dan Tipe B, di mana Tipe A lagi-lagi diperlukan dalam aktivitas ketahanan, sedangkan Tipe B adalah serat yang memberikan ledakan Bilategangan dan arus itu tetap besarnya dan nilainya masing-masing V dan I, maka daya menjadi : P = VI. 2. Pengukuran daya listrik dengan metode 3 Voltmeter-3 Amperemeter AC. Dalam pengukuran fase, dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan 3 alat ukur voltmeter dan atau amperemeter. 0fCx1J. Potensiometer merupakan salah satu komponen elektronik yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi. Potensiometer digunakan untuk mengatur atau mengendalikan resistansi dalam rangkaian, dan dapat berfungsi sebagai pembagi tegangan, pengatur volume, atau pengatur kecerahan dalam aplikasi audio dan visual. Dalam artikel ini, kita akan membahas dua jenis potensiometer yang umum digunakan, yaitu potensiometer linier dan potensiometer logaritmik, serta perbedaan antara keduanya. Potensiometer Potensiometer Linier Potensiometer linier adalah jenis potensiometer yang memiliki karakteristik resistansi yang berubah secara linier linear sepanjang elemen potensiometer. Dalam potensiometer linier, elemen resistif berupa pita logam atau karbon yang memiliki tiga terminal. Terminal tengah digunakan sebagai titik referensi, sementara terminal eksternal digunakan untuk menghubungkan potensiometer ke sirkuit eksternal. Gambar potensiometer linier menunjukkan bahwa elemen resistif berbentuk garis lurus, dan putaran poros potensiometer mengubah titik sambungan antara elemen resistif dan terminal eksternal. Ketika poros potensiometer berputar, resistansi yang terukur pada terminal tengah akan berubah secara proporsional terhadap perubahan posisi poros potensiometer. Misalnya, jika poros potensiometer berada pada setengah putaran, resistansi yang terukur pada terminal tengah akan menjadi setengah dari resistansi maksimum potensiometer. Potensiometer linier biasanya digunakan dalam aplikasi di mana perubahan resistansi harus proporsional terhadap perubahan posisi poros potensiometer. Contohnya termasuk pengatur volume pada perangkat audio, pengendali kecerahan pada layar monitor, atau pengaturan kecepatan motor. Potensio linier bekerja berdasarkan perbandingan 11 antara putaran potensio dan nilai keluarannya. Jenis potensio linier ini sangat umum digunakan dan banyak ditemukan di pasaran. Jika potensio linier ini digunakan untuk mengatur volume, biasanya akan terasa loncatan volume yang cukup besar saat mendekati akhir putaran potensio. Oleh karena itu, potensio linier sering digunakan sebagai kontrol nada untuk mengatur bass, tengah, dan treble. Potensio linier biasanya ditandai dengan huruf B atau Lin. Sebagai contoh, terdapat potensio B50K, B100K, B250K, dan sebagainya. Potensiometer Logaritmik Potensiometer logaritmik, juga dikenal sebagai potensiometer audio, adalah jenis potensiometer yang memiliki karakteristik resistansi yang berubah secara logaritmik sepanjang elemen potensiometer. Dalam potensiometer logaritmik, elemen resistifnya berbentuk lengkung atau spiral, dan umumnya memiliki tiga terminal seperti potensiometer linier. Gambar potensiometer logaritmik menunjukkan bahwa elemen resistif berbentuk melengkung, yang mempengaruhi karakteristik perubahan resistansinya. Pada potensiometer logaritmik, perubahan resistansi yang terukur pada terminal tengah tidak sebanding secara linier dengan perubahan posisi poros potensiometer. Sebagai contoh, ketika poros potensiometer berputar 50% dari putaran penuh, resistansi yang terukur pada terminal tengah tidak akan menjadi 50% dari resistansi maksimum potensiometer, melainkan nilainya akan berada di sekitar 10-20% dari resistansi maksimum. Potensiometer logaritmik biasanya digunakan dalam aplikasi di mana perubahan resistansi harus memberikan efek logaritmik terhadap suatu parameter. Salah satu contoh penggunaan yang umum dalam potensiometer logaritmik adalah pengaturan volume dalam sistem audio. Dalam pengaturan volume, manusia cenderung memiliki persepsi suara yang tidak linier terhadap perubahan amplitudo. Dengan menggunakan potensiometer logaritmik, perubahan kecil pada awal putaran poros potensiometer akan memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadap volume suara, sementara perubahan besar pada akhir putaran poros potensiometer akan memberikan pengaruh yang lebih kecil. Ini memungkinkan pengaturan volume yang lebih akurat dan nyaman bagi pengguna. Selain itu, potensiometer logaritmik juga sering digunakan dalam aplikasi musik dan audio profesional. Pada mixer audio, potensiometer logaritmik digunakan untuk mengendalikan level input dan output, memungkinkan pengguna untuk mengatur tingkat suara dengan presisi yang tinggi. Potensiometer logaritmik juga digunakan dalam pengaturan tone pada gitar dan perangkat musik lainnya. Karakteristik logaritmiknya memungkinkan penyesuaian yang lebih halus dalam rentang frekuensi tertentu, yang dapat memberikan suara yang lebih diinginkan. Potensio logaritmik beroperasi berdasarkan kurva logaritmik tertentu. Potensio logaritmik memiliki karakteristik peningkatan volume yang terasa lebih halus atau lancar. Perubahan keluaran antara posisi knob 0 hingga 5 tidak sebesar perubahan pada posisi knob 7 hingga 10. Potensio logaritmik umumnya digunakan untuk mengatur volume pada perangkat dan potensio gitar. Potensio logaritmik biasanya ditandai dengan huruf A atau Aud. Sebagai contoh, terdapat potensio A50K, A100K, A250K, dan sejenisnya. Perbedaan Potensiometer Linear dan Logaritmik Perbedaan utama antara potensiometer linier dan potensiometer logaritmik terletak pada karakteristik perubahan resistansinya. Potensiometer linier memberikan perubahan resistansi yang proporsional terhadap perubahan posisi poros potensiometer, sedangkan potensiometer logaritmik memberikan perubahan resistansi yang tidak linier, mengikuti skala logaritmik. Pemilihan antara keduanya tergantung pada aplikasi yang diinginkan dan preferensi pengguna. Dalam pemilihan potensiometer, penting untuk mempertimbangkan karakteristik yang diinginkan, seperti apakah perubahan resistansi harus linier atau logaritmik, serta rentang nilai resistansi yang dibutuhkan. Selain itu, juga penting untuk memperhatikan daya tahan potensiometer, akurasi, dan kualitas konstruksi. Dengan demikian potensiometer linier dan potensiometer logaritmik adalah dua jenis potensiometer yang umum digunakan dalam aplikasi elektronik. Potensiometer linier memberikan perubahan resistansi yang proporsional terhadap perubahan posisi poros potensiometer, sementara potensiometer logaritmik memberikan perubahan resistansi yang mengikuti skala logaritmik. Pemilihan antara keduanya tergantung pada karakteristik yang diinginkan dalam aplikasi dan preferensi pengguna. Dalam praktiknya, potensiometer linier digunakan ketika perubahan resistansi harus proporsional, sementara potensiometer logaritmik digunakan ketika perubahan resistansi harus mengikuti karakteristik persepsi manusia yang tidak linier. Adakah perbedaan fisik atau kode yang menyertainya? Selain perbedaan karakteristik perubahan resistansi, potensiometer linier dan potensiometer logaritmik juga memiliki beberapa perbedaan fisik dan kode yang menyertainya. Berikut adalah beberapa perbedaan tersebut 1. Bentuk Elemen Resistif Potensiometer linier memiliki elemen resistif berupa pita logam atau karbon yang berbentuk lurus. Ketika poros potensiometer berputar, sambungan antara elemen resistif dan terminal eksternal berubah secara linier. Potensiometer logaritmik memiliki elemen resistif berbentuk melengkung atau spiral. Bentuk melengkung ini mencerminkan karakteristik logaritmik perubahan resistansi. Ketika poros potensiometer berputar, perubahan resistansi yang terukur pada terminal tengah tidak sebanding secara linier dengan perubahan posisi poros potensiometer. 2. Kode Nilai Resistansi Potensiometer linier dan potensiometer logaritmik biasanya memiliki kode-nilai resistansi yang berbeda. Kode-nilai resistansi pada potensiometer linier umumnya menggunakan skala linier, seperti 1k, 10k, 100k, dan seterusnya, yang mewakili resistansi maksimum potensiometer. Sementara itu, potensiometer logaritmik menggunakan kode-nilai resistansi yang lebih kompleks, biasanya menggunakan logaritma basis 10. Contohnya adalah 10k log atau 100k log, yang menunjukkan resistansi maksimum potensiometer pada setiap skala logaritmik. Ada 2 macam potensiometer yaitu potensio liner dan logaritmik. Kemudian potensio logaritmik dibagi 2 lagi menjadi potensio logaritmik dan anti logaritmik atau reverse log. Gambar berikut menunjukkan perbedaan kode pada ketiganya. 3. Aplikasi yang Umum Digunakan Potensiometer linier umumnya digunakan dalam aplikasi di mana perubahan resistansi harus proporsional terhadap perubahan posisi poros potensiometer. Contohnya adalah pengatur volume, pengendali kecerahan, atau pengaturan kecepatan motor. Potensiometer logaritmik lebih umum digunakan dalam aplikasi audio dan musik, terutama dalam pengaturan volume. Karakteristik logaritmiknya lebih sesuai dengan persepsi manusia terhadap perubahan volume suara. Penting untuk dicatat bahwa dalam beberapa kasus, kode atau tanda fisik tertentu juga dapat digunakan untuk membedakan antara potensiometer linier dan logaritmik. Namun, ini dapat bervariasi tergantung pada produsen dan pabrikan potensiometer tersebut. Dalam memilih potensiometer, penting untuk memperhatikan karakteristik fisik dan kode-nilai resistansi yang sesuai dengan aplikasi yang diinginkan. Hal ini akan memastikan potensiometer yang tepat digunakan untuk tujuan yang diinginkan. You are here Home / Elektronika / Potensiometer Pengertian, Fungsi Dan Cara Kerjanya Potensiometer merupakan komponen elektronika termasuk jenis resistor variabel. Komponen ini sering dijumpai pada perangkat elektronika, khususnya peralatan Audio/Video seperti Amplifier dan Audio Mixer. Fungsi potensiometer yang sangat umum kita temui adalah sebagai pengatur volume. Komponen ini juga banyak dijumpai pada peralatan dimmer dan perangkat instrumentasi seperti multimeter. Berikut ini pembahasan lebih detail mengenai potensiometer. Selain itu, pada saat menggunakan potensiometer, kita akan menemui sebuah keterangan pada body. Keterangan ini merupakan informasi nilai hambatan maksimal yang dapat dicapai dan dinyatakan dengan sebuah kode didepannya. Seperti misalnya sebuah potensio yang bernilai 50k kadang ditulis dengan B50K atau A50K. Apa maksud dari kode ini dan apa perbedaannya juga akan dijelaskan pada tulisan berikut ini. Potensiometer adalah salah satu jenis Resistor Variabel yang nilai resistansinya dapat diubah melalui tindakan mekanis dari penggunanya. Tindakan mekanis tersebut bisa berupa diputar atau digeser, baik itu diputar dengan tangan atau menggunakan alat berupa obeng trimmer. Potensiometer memiliki 3 kaki, dimana 2 kakinya terhubung ke sebuah lempengan karbon yang dijadikan elemen utama untuk mengubah nilai hambatan. Selanjutnya 1 kakinya yang lain menempel pada elemen karbon dan terhubung ke sebuah tuas penyapu yang bisa digerakkan melalui putaran atau pergesesan tadi. Berikut ini ilustrasi bentuk fisik potensiometer beserta penampang dalamnya Ada juga jenis potensio yang dibedakan menurut perubahan nilai hambatan tuas terhadap elemen karbon. Tiap-tiap jenis potensio juga memiliki karakteristik dan penggunaan yang berbeda-beda. Seperti misalnya potensio linear adalah yang paling banyak digunakan pada berbagai aplikasi sedangkan jenis logaritmis dan anti-logaritmis banyak dipakai pada keperluan audio saja. Fungsi Potensiometer Dengan cara kerjanya yang bisa mengubah nilai hambatan secara variabel maka potensiometer banyak digunakan pada perangkat elektronika, khususnya yang memerlukan pengaturan dari pengguna. Berikut ini fungsi potensiometer pada rangkaian elektronika Sebagai pengatur volume pada perangkat Audio seperti Amplifier dan Audio Mixer. Sebagai pengatur nada bass, midle dan treble pada rangkaian tone control atau equalizer. Untuk mengubah nilai tegangan dan arus pada instrumen power supply. Dipakai untuk setting referensi nilai tertentu pada rangkaian. Sebagai pengatur nilai output pada rangkaian pembagi tegangan. Dipakai untuk kontrol dimmer pada aplikasi TRIAC. Sebagai kontrol level sinyal. Sebagai joystick pada rangkaian transduser. Standarisasi Kode Potensiometer Penggunaan kode pada potensiometer di beberapa wilayah memiliki standar yang berbeda-beda. Misalnya untuk wilayah asia, potensio linear ditandai dengan huruf B dan potensio logaritmis ditandai dengan huruf A. Sedangkan untuk wilayah Amerika sebaliknya, potensio linear ditandai dengan huruf A dan potensio logaritmis ditandai dengan huruf B. Berikut ini tabel standar kode huruf pada potensiometer di beberapa wilayah Jenis Asia Eropa Amerika Vishay Linear B A B A Logaritmis A C A L Anti-Logaritmis – F C F Cara Kerja Potensiometer Cara kerja potensiometer adalah mengubah nilai resistansi pada kaki-kakinya sesuai dengan nilai yang dikehendaki. Hal ini sesuai dengan fungsi utama dari potensio yaitu sebagai resistor variabel. Perubahan ini bisa dilakukan dengan mengubah posisi tuas potensio melalui putaran atau geseran. Perubahan nilai yang terjadi pada potensiometer dapat digambarkan sebagai perubahan nilai dua buah resistor. Jika kaki pinggir kita beri notasi A untuk kiri putaran minimum dan B untuk kanan putaran maksimum lalu kaki tengah kita beri notasi C, maka perubahan nilai yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut ini. Dari perubahan nilai tersebut dapat diperoleh perbandingan resistansi terharap resistansi total sebagai berikut ini Perbandingan resistansi terharap putaran inilah yang membedakan jenis-jenis potensio linear, logaritmis dan anti logaritmis. Jenis Potensiometer Potensiometer dikelompokkan menjadi beberapa jenis seperti rotary, slider dan trimpot. Penggolongan jenis potensio ini mengacu kepada konstruksi mekanik bagaimana nilainya dirubah. Seperti misalnya potensio rotary nilainya dirubah dengan cara diputar dan potensio slider nilainya dirubah dengan cara digeser. Berikut ini jenis-jenis potensiometer Potensiometer Rotary, adalah jenis potensio yang nilainya diubah dengan cara diputar melalui handle. Biasanya handle ini diputar oleh tangan manusia dengan perantara knop potensio. Penggunaan potensio rotary biasanya pada pengaturan yang bersifat dinamis dan berubah selama pemakaian. Potensiometer Slider, adalah potensio yang nilainya diubah dengan cera digeser tuasnya. Seperti potensio rotary, potensio ini juga dibuat untuk bisa diakses secara mudah oleh pengguna. Dengan potensio geser kita bisa mengatur pada posisi skala yang lebih enak dibanding potensio putar karena arah geraknya yang digeser. Trimpot Trimmer Potentiometer, adalah jenis potensio yang diputar dengan obeng. Area putar dari trimpot berupa lekukan berbentuk tanda plus atau minus seperti pada kepala skrup. Penggunaan trimpot dikhususkan untuk pengaturan yang bersifat tetap dan tidak sering diubah selama pemakaaian terutama oleh pengguna. Berikut ini bentuk fisik dari Potensiometer Rotary, Geser dan Trimpot Selain jenis potensio diatas, dikenal potensio jenis linear dan logaritmis, yaitu jenis potensio yang mengacu pada perubahan nilai terhadap pergerakan tuas. Perbedaan Potensiometer Linear dan Logaritmis Dilihat dari perbandingan putaran tuas terhadap perubahan nilai, sebuah potensiometer dibedakan menjadi beberapa jenis. Ada potensiometer linear, logaritmis dan anti-logaritmis. Nah, kode-kode diatas merupakan penanda untuk masing-masing jenis tersebut. Potensio Linear memiliki pergerakan nilai linear terhadap putaran, sedangkan potensio logaritmis berbeda. Potensio jenis logaritmis nilainya berubah menurut nilai logaritma dari skala putaran. Potensio logaritmis banyak dijumpai pada perangkat audio dan video. Sedangkan potensio linear banyak digunakan pada perangkat instrumentasi seperti multimeter dan oscilloscope. Berikut ini pembahasan tentang perbedaan potensio linear dan logaritmis. Potensiometer Linear Potensiometer Linear dalah potensio dengan perbandingan putaran terharap resistansi yang bergerak linear. Artinya perbandingan skala putaran terhadap nilai resistansi bergerak secara selaras dan sesuai. Untuk lebih jelas perhatikan tabel berikut ini Skala Tampilan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Perbandingan % 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Sebagai contoh jika kita menggunakan sebuah potensiometer linear dengan nilai resistansi sebesar 50k, maka perubahan nilai resistansi pada kaki-kaki potensio dapat digambarkan sebagai berikut ini Pada posisi minimum kiri penuh maka resistansi kaki A kiri terhadap kaki C tengah sama dengan nol dan resistansi kaki B kanan terhadap kaki tengah sama dengan 50k. Pada posisi maksimum kanan penuh maka resistansi kaki A kiri terhadap kaki C tengah sama dengan 50k dan resistansi kaki B kanan terhadap kaki tengah sama dengan nol. Pada posisi tengah maka resistansi kaki A kiri terhadap kaki C tengah sama dengan 25k dan resistansi kaki B kanan terhadap kaki tengah sama dengan 25k. Potensiometer Logaritmis Potensiometer Logaritmis dalah potensio dengan perbandingan putaran terharap resistansi yang bergerak mengikuti aturan logaritma. Potensio jenis ini banyak dipakaai untuk keperluan audio seperti volume dan pengatur nada bass, middle dan treble. Skala yang di-log kan adalah 0 sampai 10. Misalnya pada skala 2 akan diperoleh perbandingan sebesar logaritma dari 2 yaitu kira-kira sebesar 30%. Jika dibuat grafik akan terlihat grafik potensio logaritmis berupa garis lengkung dengan parabola menghadap keatas. Untuk lebih jelas perhatikan tabel berikut ini Skala tampilan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Perbandingan % – 0 30 47 60 70 77 85 90 95 100 Potensiometer Anti Logaritmis Reverse Log Potensiometer Anti Logaritmis dalah potensio dengan perbandingan putaran terharap resistansi yang bergerak mengikuti aturan anti logaritma skala. Potensio ini banyak dipakai pada aplikasi penguat gitar. Skala yang di-antilog kan adalah 0 sampai 1 atau skala tampil dibagi 10. Misalnya pada skala 2 akan diperoleh perbandingan sebesar anti logaritma dari yaitu kira-kira sebesar 10%. Jika dibuat grafik akan terlihat grafik potensio logaritmis berupa garis lengkung dengan parabola menghadap kebawah. Untuk lebih jelas perhatikan tabel berikut ini Skala Tampilan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Perbandingan % 0 10 15 20 25 30 40 50 65 80 100 Demikian tadi pembahasan mengenai potensiometer, semoga bermanfaat dan bisa dijadikan referensi untuk pembelajaran dan perancangan rangkaian elektronika. Pilih potensio yang sesuai dengan fungsi dan penggunaan agar perubahan nilai dapat diakomodasi secara maksimal oleh potensio. – Saat menggunakan radio, ada tombol yang bisa diputar untuk mengatur frekuensi saluran radio tertentu yang akan ditangkap. Tombol tersebut berfungsi memberikan resistansi atau hambatan yang berbeda pada rangkaian listrik sehingga radio dapat menangkap frekuensi yang berbeda tersebut terbuat dari suatu komponen elektronika bernama potensiometer. Potensiometer yaitu suatu resistor variabel. Dilansir dari Electrical 4 U, potensiometer atau pot didefinisikan sebagai tiga terminal variabel resistor di mana resistansi manual bervasiasi untuk mengontrol aliran arus listrik. Potensimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa elektron. Potensiometer terdiri dari tiga buah terminal dan sebuah tuas yang dapat diputar untuk mengatur besar juga Partikel-Partikel Penyusun Atom Proton, Elektron, Neutron Sehingga potensiometer berfungsi untuk mengatur resistensi, tegangan, dan juga arus litrik yang mengalir dalam suatu rangkaian listrik. Cara kerja potensiometer Potensiometer Rangkaian listrik dalam potensiometerResistor bekerja sebagai komponen pasif dalam rangkaian elektronika. Dilansir dari Circuit Globe, konstruksi potensiometer dikategorikan menjadi bagian geser yag disebut wiper dan bagian non geser. Kedua ujung terminal paling pinggir dihubungkan dengan kedua ujung elemen resistif sehingga resistansinya seragam, ini adalah bagian non-geser dari potensiometer. Dilansir dari Electrical Shouters, seluruh tegangan input diterapkan di seluruh panjang resistor dalam potensiometer. Adapun terminal di tengah dihubungkan pada wiper atau kenop yang dapat digeser maupun diputar untuk mengubah level resistansinya, konstruksi ini adalah bagian geser dalam potensiometer.